Yesi Intasari

Teras Rumah 3


semuanya berpusat di ujung jalan, iya di tempat paling sudut di jalan ini, di pojokan tepatnya.

aku hitung dengan jari, sekarang ternyata umur bangunan ini sudah 13 tahun
dulu sempat berpikir atau malah mengeluh pada bapak, kenapa harus paling ujung? kenapa di pojokan seperti ini? kenapa tidak
ternyata aku tidak butuh jawaban, sekarang aku justru menikmatinya, menikmati salah satu bagian bangunan paling depan, yoi, si teras rumah.

Yesi Intasari

pertama aku datang kesini kelas 6 sd,  disini akhirnya kita bisa punya kamar masing-masing, kamar paling kecil itu untukku,
di awal kami pindah aku harus berbagi kamar dengan si brother..
ya kami tidur sekamar seperti pasangan kembar heuh bodoh!
tapi lupakan dulu tentang kamar, sekarang aku ingin membicarakan teras bukan kamar haha

panas terik matahari di siang hari, bercampur lelah mengeluarkan keringat sepulang sekolah (sambil nahan pipis), hilang di teras ini.. rasanya sejuk dingin jadinya nyaman..
karna ga ada orang yg lewat, aku bisa bebas wara-wiri di teras tanpa perlu pake jilbab, asikk bisa nikmatin angin sepoy-sepoy dengan rambut terbang kebawa angin mirip iklan-iklan sampo di tv (kelakuan dijaman smp) 😛

di tempat itu ada meja makan, aquarium kosong penuh kelereng, tali jemuran, pohon kaktus, semut, kucing tidur, kolam ikan, sepasang angsa, pemandangan kebun orang, pohon alpuket, pohon nangka, pohon srikaya, ga ketinggalan pohon pisang semua ada.
kalau dulu ada si hepi kucing peliharaan dan hamster 25 ekor lebih, tapi sekarang hanya tinggal sejarah 😀  terus apa lagi yah? oiah kadang-kadang ada anak-anak kecil tetangga yg ikut main, atau poto-poto alay di depan kolam, berasa di kebon binatang kali ya -_-

jadi ini terasku sekarang, mana terasmu? wkwkwk

note : semoga suatu saat nanti anak-anaku punya memory indah tentang teras kesukaan versi mereka haha


Leave a Reply to Rani Yulianty Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 thoughts on “Teras Rumah